CubesPedia: 3 Persen Prajurit TNI Terpapar Rad1kalisme, Menhan : Tak Perlu Jadi Tentara, Ngotor-ngotorin Aja

CubesPedia

Tribunsantri.com menyajikan berita terhangat yang meliputi isu politik, hukum, peristiwa , dunia islam, pesantren dan lain-lain

3 Persen Prajurit TNI Terpapar Rad1kalisme, Menhan : Tak Perlu Jadi Tentara, Ngotor-ngotorin Aja

by noreply@blogger.com (Tribunsantri.com) on Monday 12 August 2019 12:53 PM UTC+00 | Tags: nasional
Tiga Persen Prajurit TNI Terpapar Rad1kalisme, Menhan : Tak Perlu Jadi Tentara, Ngotor-ngotorin Aja

Tribunsantri.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu kecewa ada sekitar tiga persen prajurit TNI yang terpapar radikalisme. Nilai Pancasilais mereka disebut sudah mulai pudar.

"Jadi saya kecewa kalau ada yang tiga persen yang sudah pudar. Itu harus dibetulkan, kalau tidak, diselesaikan saja tidak perlu jadi tentara. Ngotor-ngotorin aja," kata Ryamizard di acara Forum Rekat Anak Bangsa di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (12/8/2019).

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu mengatakan, bila ada pihak yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lainnya, maka itu sama saja sebagai pengkhianat. Karenanya, Ryamizard berharap hal tersebut tidak terjadi lagi.

"Oleh karena itu bila Anda ingin mengganti ideologi Pancasila, berarti dia itu adalah pengkhianat terhadap bangsa ini, pengkhianat terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia dan penghianat terhadap negara ini, pengkhianat terhadap kita semua, serta pengkhianat terhadap masa depan bangsa ini," tegasnya.

Ryamizard menuturkan, Pancasila adalah alat perekat bangsa. Sifat Pancasila berupa batiniyah. Sedangkan ideologi lainnya seperti liberal, komunis dan Islamisme-Wahabi bersifat lahiriyah. Ryamizard menganggap Pancasila akan lebih menang dari ideologi apapun karena bersifat batiniyah.

"Kalau yang lain bersifat lahiriyah, tapi Pancasila bersifat batiniyah. Batiniyah melawan lahiriyah pasti yang menang batin. Ini ucapan Bapak TNI Jenderal Soedirman," ucap dia.

Lebih lanjut, Ryamizard menghormati ideologi negara lain seperti liberalisme, komunisme dan Islamisme-Wahabisme. Namun ia meminta agar ideologi dari negara lain "diimpor" ke Indonesia. Sebab, Indonesia sudah memiliki Pancasila sebagai ideologi bangsa yang digali dari Bumi Pertiwi.

"Ideologi di atas tidak boleh mengalahkan, mengganti ideologi Pancasila. Ini sudah ada indikasi untuk ke sana. Maka mulai saat ini tidak ada kamusnya Pancasila diganti ideologi lain," pungkas dia.

Okezone
Tags:
  • nasional
You received this email because you set up a subscription at Feedrabbit. This email was sent to you at gemapediaa@gmail.com. Unsubscribe or change your subscription.